Benarkah Ka'bah Atau Makkah (Mekah) Adalah Pusat Bumi?

Posted by Blog Al-Mukhtashar on Kamis, 12 Oktober 2017

Benarkah Ka'bah Atau Makkah (Mekah) Adalah Pusat Bumi?

Benarkah Mekah/Makkah (Ka'bah) Adalah Pusat Bumi?

Pertanyaan :

Saya mendengar bahwa Mekah al-Mukarramah adalah pusat bumi. Apakah itu benar?

Jawaban :

Alhamdulillah. Pembahasan dalam masalah ini dapat ditinjau dari dua sisi:

1. Ditinjau dari sudut pandang syariat, yang berarti mencari bukti dalam Al-Qur'an, Hadits dan Atsar yang meriwayatkan tentang masalah ini.

2. Ditinjau secara ilmiah, yang berarti melihat penelitian ilmiah dan bukti fisik yang dapat menjelaskan perkara tersebut.

PERTAMA

Dalam aspek syar'i, beberapa ulama menyatakan bahwa dalam al-Qur'an terdapat isyarat yang dapat dijadikan dalil dalam masalah ini, dalam Sunnah Nabi dan Atsar salaf juga terdapat pernyataan yang menegaskan perkara tersebut.

Dalil dalam al-Qur'an dapat dilihat pada sebuah ayat, Allah subhanahu wa ta'la berfirman:

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمّةً وَسَطاً

"Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat islam) sebagai umat pertengahan." [QS. al-Baqarah: 143].

Karena ayat ini muncul dalam konteks menjadikan Ka'bah sebagai kiblat atau arah yang dituju dalam shalat, sehingga seolah-olah ayat ini pun menunjukkan arti bahwa, "Sebagaimana Ka'bah adalah pusat bumi, demikian pula Kami telah menjadikan kalian sebagai umat yang berada di tengah-tengah di antara umat lainnya."

Al-Qurtubi mengatakan dalam al-Jami' li Ahkaam al-Qur'an (2/153):

"المعنى : وكما أن الكعبة وسط الأرض ، كذلك جعلناكم أمة وسطا" انتهى .

"Maksud ayat: Sebagaimana Ka'bah adalah pusat bumi, demikian pula Kami telah menjadikan kamu sebagai umat pertengahan." Selesai kutipan.

Tetapi, ini hanyalah salah satu dari enam penafsiran para ulama ahli tafsir mengenai kata "Demikian Kami telah menjadikan kamu". Mungkin yang paling benar dari mereka adalah yang disebutkan oleh Ibnu Jarir at-Tabari dalam Tafsir-nya (3/141):

كما هديناكم - أيّها المؤمنون - بمحمد عليه الصلاة والسلام ، وبما جاءكم به من عند الله ، فخصصناكم بالتوفيق لقِبلة إبراهيم وملته ، وفضلناكم بذلك على مَن سِواكم مِن أهل الملل ، كذلك خصصناكم ففضَّلناكم على غيركم مِن أهل الأديان ، بأن جعلناكم أمة وسطًا

"Demikian Kami telah menjadikan kamu -wahai orang-orang beriman- melalui Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan melalui apa yang telah ia bawa dari Allah untukmu, maka Kami mengkhususkan kamu dengan menghadapkanmu kepada kiblat dan jalannya Nabi Ibrahim. Dan dengan hal tersebut, Kami telah mengistimewakanmu dari pengikut agama-agama lainnya. Demikian pula Kami telah mengkhususkanmu dan mengistimewakanmu di atas para pengikut agama-agama lainnya dengan membuat kamu sebagai umat pertengahan." Selesai kutipan.

Lihat Tafsir al-Qur’an al-‘Aziim 1/454, Mafaatiih al-Ghayb 2/387, ad-Durr al-Mashuun 2/134.

Selain itu, terdapat juga isyarat dalam ayat yang lain. Allah azza wa jalla berfirman:

وَهَـَذَا كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ مّصَدّقُ الّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَلِتُنذِرَ أُمّ الْقُرَىَ وَمَنْ حَوْلَهَا

"Dan ini (al-Quran) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya." [QS. al-An'aam: 92].

Sebagian ulama mengatakan bahwa kota Mekah dinamakan "Ummul Qura" (um = ibu, qura = kota), karena Mekah adalah pusat seluruh kota di muka bumi. Darinya bumi itu dibentangkan, karena itulah Mekah merupakan pusat bumi.

Memang beberapa ulama mengatakan bahwa asal kata penamaan Mekah menunjukkan bahwa ia adalah pertengahan dan merupakan pusatnya bumi.

Ar-Raaghib al-Asfahaani mengatakan dalam Mufradaat al-Qur'an (1/470-471):

" مكك : اشتقاق مكة من تمكَّكْتُ العظم : أخرجت مخه ، وامتكَّ الفصيلُ ما في ضِرع أمه

قال الخليل : سميت بذلك لأنها وسط الأرض ، كالمخ الذى هو أصل ما في العظم " انتهى.....

"Makak: turunannya Mekah dari kata تمكَّكْتُ العظم yang artinya 'Saya mengeluarkan sumsumnya', atau seperti prilaku anak hewan yang menyusu pada ibunya....."

Al-Khaliil mengatakan: "Disebut demikian (dinamakan Mekah), karena ia adalah pusat dari bumi, sebagaimana sumsum yang merupakan pusat dari tulang." Selesai kutipan.

Lihat Mafaatiih al-ghayb, 4/310 untuk mengetahui lebih banyak bentuk-bentuk perubahan kata dari nama Mekah.

Singkatnya, al-Qur'an tidak berisi pernyataan tegas ataupun indikasi pasti yang menyatakan bahwa Mekah atau Ka'bah terletak di pusat atau tengah bumi. Keterangan yang ada dalam masalah ini tidak lebih dari kemungkinan penafsiran dan indikasi yang memiliki banyak arti.

KEDUA

Dalam hadits, kami tidak menemukan apapun kecuali satu hadits marfu yang membahas masalah ini, yaitu sebagai berikut:

ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻤﺎ ﺃﻥ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺎﻝ : ‏(ﺃﻭﻝ ﺑﻘﻌﺔ ﻭﺿﻌﺖ ﻓﻲ ﺍﻷﺭﺽ ﻣﻮﺿﻊ ﺍﻟﺒﻴﺖ ، ﺛﻢ ﻣﺪﺕ ﻣﻨﻬﺎ ﺍﻷﺭﺽ ، ﻭﺇﻥ ﺃﻭﻝ ﺟﺒﻞ ﻭﺿﻌﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﻭﺟﻪ ﺍﻷﺭﺽ " ﺃﺑﻮ ﻗﺒﻴﺲ " ، ﺛﻢ ﻣﺪﺕ ﻣﻨﻪ ﺍﻟﺠﺒﺎﻝ‏)

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

“Tempat pertama yang Allah letakkan di bumi adalah tanah pijakan Ka’bah, kemudian bumi dibentangkan darinya. Dan gunung pertama yang Allah letakkan di muka bumi adalah gunung Abu Qubais, kemudian gunung-gunung lainnya dibentangkan darinya.”

Al-Mannaawi mengatakan dalam Fayd al-Qadiir (3/108): "Kemudian bumi dibentangkan darinya" pada semua sisi, sehingga ia (mekah) adalah pusat bumi dan merupakan pangkalnya. Selesai kutipan.

Tetapi hadits tersebut diriwayatkan oleh al-‘Uqaili dalam ad-Dhu‘afa’ al-Kabiir (2/341), al-Bayhaqi dalam Musnad al-Firdaus (1/1/11), Ibn ‘Asaakir dalam Tariikh Dimashq (10/31). As-Suyuuti dalam al-Jaami‘ (9603) menisbatkan kepada al-Haakim dalam Tariikh-nya.

Semuanya diriwayatkan melalui Sulaiman bin 'Abdurrahman, (yang mengatakan): 'Abdurrahman bin 'Ali bin 'Ajlaan al-Qurasyi mengatakan kepada kami: 'Abdul Malik ibn Juraij mengatakan kepada kami, dari 'Atha, dari Ibnu Abbas secara marfu.

Hadits ini cacat karena 'Abdurrahman bin 'Ali adalah majhul (tidak dikenal), dan karena rantai riwayat berakhir dengan 'Atha atau Mujahid.....

Dan hadits ini dinilai dha'if oleh al-Albani dalam as-Silsilah ad-Dha‘iifah, no. 5881.

KETIGA

Di antara riwayat dari Sahabat dan Tabi'in, ada banyak riwayat yang menunjukkan bahwa mereka beranggapan pusat bumi itu berada di Mekah al-Mukarramah.

1. Disebutkan dari Abdullah bin Amr bin al-Ash, bahwa beliau mengatakan:

ﺧﻠﻖ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺒﻴﺖ ﻗﺒﻞ ﺍﻷﺭﺽ ﺑﺄﻟﻔﻲ ﺳﻨﺔ ، ﻭﻛﺎﻥ ﺇﺫ ﻛﺎﻥ ﻋﺮﺷﻪ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﺯﺑﺪﺓً ﺑﻴﻀﺎﺀ ، ﻭﻛﺎﻧﺖ ﺍﻷﺭﺽ ﺗﺤﺘﻪ ﻛﺄﻧﻬﺎ ﺣﺸﻔﺔ ، ﻓﺪﺣﻴﺖ ﺍﻷﺭﺽ ﻣﻦ ﺗﺤﺘﻪ

“Allah menciptakan Ka’bah 2000 tahun sebelum menciptakan bumi. Ketika itu Arsy Allah berada di atas air, seperti mutiara putih. Bumi berada di bawahnya, seperti pulau kecil. Kemudian bumi dibentangkan dari bawahnya.”

Diriwayatkan oleh at-Thabari dalam Tafsir-nya, 6/20 dengan sanad yang perawinya dapat dipercaya (tsiqah). Dalam ad-Durr al-Mantsuur (2/265), dinisbatkan kepada Ibn al-Mundzir, at-Tabaraani dan al-Bayhaqi dalam asy-Syu‘ab.

2. Dan dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata:

ﻭﺿﻊ ﺍﻟﺒﻴﺖ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﻋﻠﻰ ﺃﺭﺑﻌﺔ ﺃﺭﻛﺎﻥ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﺗﺨﻠﻖ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﺑﺄﻟﻔﻲ ﻋﺎﻡ ، ﺛﻢ ﺩﺣﻴﺖ ﺍﻷﺭﺽ ﻣﻦ ﺗﺤﺖ ﺍﻟﺒﻴﺖ

“Ka’bah diletakkan di atas air di atas 4 tiang, 2000 tahun sebelum dunia diciptakan. Kemudian bumi dibentangkan dari bawah Ka’bah.”

Diriwayatkan oleh at-Thabari dalam tafsirnya, 3/61 dengan status sanad yang tidak masalah (la ba'sa bihi).

3. Dan disebutkan dari perkataan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa beliau berkata:

ﺧُﻠﻘﺖ ﺍﻟﻜﻌﺒﺔ ﻗﺒﻞ ﺍﻷﺭﺽ ﺑﺄﻟﻔﻲ ﺳﻨﺔ . ﻗﺎﻟﻮﺍ : ﻛﻴﻒ ﺧﻠﻘﺖ ﻗﺒﻞ ﻭﻫﻲ ﻣﻦ ﺍﻷﺭﺽ ؟ ﻗﺎﻝ : ﻛﺎﻧﺖ ﺣﺸﻔﺔ – ﻳﻌﻨﻲ : ﺟﺰﻳﺮﺓ – ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺎﺀ ، ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻣﻠﻜﺎﻥ ﻳﺴﺒﺤﺎﻥ ﺍﻟﻠﻴﻞ ﻭﺍﻟﻨﻬﺎﺭ ﺃﻟﻔﻲ ﺳﻨﺔ ، ﻓﻠﻤﺎ ﺃﺭﺍﺩ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻥ ﻳﺨﻠﻖ ﺍﻷﺭﺽ ﺩﺣﺎﻫﺎ ﻣﻨﻬﺎ ، ﻓﺠﻌﻠﻬﺎ ﻓﻲ ﻭﺳﻂ ﺍﻷﺭﺽ

“Ka’bah diciptakan 2000 tahun sebelum bumi. Muridnya bertanya: ‘Bagaimana Ka’bah bisa diciptakan sebelumnya, padahal Ka’bah itu bagian dari bumi?’ Abu Hurairah menjawab: ‘Bumi ketika itu pulau kecil di atas air. Di atasnya ada dua malaikat yang bertasbih siang dan malam selama 2000 tahun. Ketika Allah berkehendak untuk menciptakan bumi, Dia bentangkan pulau itu, dan Dia jadikan Ka’bah sebagai pusat bumi'."

Dalam ad-Durr al-Mantsur (1/115), ini dinisbatkan kepada Said bin Manshur, Ibn al-Mundzir dan Ibnu Abi Hatim. Saya menemukan sanadnya dalam "Majlis Imla' Fi Ru'yat Allah Tabarak Wa Ta'ala" oleh Abu 'Abdullah al-Daqqaaq (hal. 287), dan pada "Amaali Ibnu Bashraan" (2/204). Dalam sanadnya terdapat Abu Ma'syar Najih ibn 'Abdirrahman al-Madani, yang biografinya terdapat dalam Tahdzib al-Tahdzib (10/422). Sebagian besar ulama ahli hadits menilai bahwa ia adalah lemah (dha'if).

Di Antara Perkataan Tabi'in

Hal yang serupa juga diriwayatkan dari Mujahid, 'Atha, 'Amr bin Dinar, dan lain-lain seperti yang dinyatakan oleh Ibnu Abi Hatim dan at-Thabari dalam tafsirnya, dan juga dalam Musannaf 'Abd ar-Razzaaq (5/90). Di antara buku-buku yang banyak meriwayatkan keterangan tersebut adalah "Akhbaar Makkah" oleh al-Azraqi dan "Akhbaar Makkah" oleh al-Faakihi.

Riwayat-riwayat ini dapat dianggap marfu (dinisbatkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam), tetapi mungkin juga diriwayatkan dari Ahli Kitab, karena kitab-kitab mereka dipenuhi dengan kisah-kisah penciptaan langit dan bumi dan awal penciptaan. Hal ini didukung oleh fakta bahwa keterangan sebelumnya telah diriwayatkan dari Ka'b al-Ahbaar. Telah diriwayatkan darinya oleh 'Abd ar-Razzaaq dalam al-Musannaf (5/95), bahwa ia berkata: "Ka'bah itu mengambang di atas air selama 40 tahun sebelum Allah subhanahu wa ta'ala menciptakan bumi dan darinya itu bumi dibentangkan." Selesai kutipan.

Diriwayatkan dari Qataadah rahimahullah dalam "Fadhaa’il as-Shahaabah" oleh Imam Ahmad (2/901), bahwa batu Baitul Maqdis (Yerusalem) adalah pusat bumi. Hal ini membuat orang merasa bahwa persoalan ini didasarkan pada riwayat-riwayat yang menyelisihi Ahli Kitab.

KEEMPAT

Dari uraian atas, kami menyimpulkan bahwa tidak ada bukti yang jelas untuk menguatkan indikasi bahwa Mekah merupakan pusat bumi. Namun indikasi yang kami kutip dari beberapa pernyataan, sesuai dengan apa yang dipahami oleh sebagian ulama. Dan riwayat yang disebutkan di atas membuat orang merasa bahwa ada beberapa dasar untuk menetapkan persoalan ini. Ini adalah bukti yang mendukung pandangan orang-orang yang mengatakan bahwa, "Selama tidak ada bukti yang bertentangan dengan bukti ilmiah.."

KELIMA

Berkenaan dengan sudut pandang ilmiah, kami bukan orang spesialis dalam bidang geografi, jadi kami harus meninggalkan diskusi dalam poin ini. Tetapi kami akan memberitahu anda tentang beberapa ilmuwan spesialis yang telah meneliti masalah ini dan telah mencapai kesimpulan bahwa Mekah memang merupakan pusat bumi. Mungkin dalam penelitian ilmiah mereka ada sesuatu yang akan mendukung sudut pandang ini, meskipun hal ini tetap menjadi subjek penelitian. Dan kesimpulannya, ini adalah masalah yang berlaku ijtihad di dalamnya, yang kemungkinan bisa benar dan mungkin juga salah.

Lihat:
  • Disertasi: "Isqaat al-Kurrah al-Ardiyyah bi’n-Nisbah li Makkah al-Mukarramah" oleh Dr. Husayn Kamal ad-Din Ahmad, "Majallat al-Buhuuts al-Islamiyyah", Riyadh, 2/292
  • Disertasi: "al-Isqaat al-Makki li’l-‘Aalam", oleh Dr. Husayn Kamal ad-Din Ahmad, "Majallat al-Buhuuts al-Islamiyyah", Riyadh, 6/225.
Wallahu a'lam..

——○●※●○——

Sumber : http://islamqa.info/ar/102590

Dibahasakan ulang oleh : Esha Ardhie
Rabu, 14 Oktober 2015

Previous
« Prev Post

Related Posts

Oktober 12, 2017

0 komentar:

Posting Komentar