Larangan Meniup Minuman, Antara Hoax Dan Hadits Nabi

Posted by Blog Al-Mukhtashar on Rabu, 11 Oktober 2017

Larangan Meniup Minuman, Antara Hoax Dan Hadits Nabi

Larangan Meniup Minuman, Antara Hoax Dan Hadits Nabi

Telah masyhur bagi kita hadits-hadits yang menyebutkan tentang larangan meniup minuman, misalnya dalam hadits berikut..

Dari Abu Qatadah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

ﺇِﺫَﺍ ﺷَﺮِﺏَ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﻓَﻼَ ﻳَﺘَﻨَﻔَّﺲْ ﻓِﻲ ﺍﻹِﻧَﺎﺀِ، ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺃَﺗَﻰ ﺍﻟﺨَﻼَﺀَ ﻓَﻼَ ﻳَﻤَﺲَّ ﺫَﻛَﺮَﻩُ ﺑِﻴَﻤِﻴﻨِﻪِ

"Apabila kalian minum, janganlah bernafas di dalam gelas, dan ketika buang hajat, janganlah menyentuh kemaluan dengan tangan kanan." [HR. Bukhari no. 153]

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma,

ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻧَﻬَﻰ ﺃَﻥْ ﻳُﺘَﻨَﻔَّﺲَ ﻓِﻲ ﺍﻹِﻧَﺎﺀِ ﺃَﻭْ ﻳُﻨْﻔَﺦَ ﻓِﻴﻪِ

"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melarang bernafas di dalam gelas atau meniup isi gelas." [HR. Ahmad no. 1907, Turmudzi no. 1888, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth]

Dari Abu Sa'id al-Khudri radhiyallahu 'anhu,

أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- نَهَى عَنِ النَّفْخِ فِى الشُّرْبِ. فَقَالَ رَجُلٌ الْقَذَاةُ أَرَاهَا فِى الإِنَاءِ قَالَ « أَهْرِقْهَا ». قَالَ فَإِنِّى لاَ أَرْوَى مِنْ نَفَسٍ وَاحِدٍ قَالَ « فَأَبِنِ الْقَدَحَ إِذًا عَنْ فِيكَ »

"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melarang meniup-niup saat minum. Seseorang berkata, 'Bagaimana jika ada kotoran yang aku lihat di dalam wadah air itu?'. Beliau bersabda, 'Tumpahkan saja'. Ia berkata, 'Aku tidak dapat minum dengan satu kali tarikan nafas'. Beliau bersabda, 'Kalau begitu, jauhkanlah wadah air (tempat mimum) itu dari mulutmu'." [HR. Tirmidzi no. 1887 dan Ahmad 3/26]

Lalu apa faedah dari larangan tersebut..? Jika kita telusuri, kita akan menemukan beberapa poin yang dikaitkan dengan hadits Nabi tersebut, dalam hal ini kita kumpulkan menjadi 3 (tiga) bahasan dalam disiplin ilmu..

1. Menurut Ilmu Fisika

Pertama, kami ingin menjelaskan. Mengapa air yang dimasak dalam panci bisa panas di semua bagian padahal yang dipanaskan hanya di bagian bawahnya..? Hal tersebut karena adanya gerakan dari partikel-partikel dalam air yang dimasak. Gambarannya seperti ini, air yang dipanaskan pada bagian bawah mulanya dingin dan lama kelamaan akan panas, teorinya mengatakan bahwa partikel air yang panas sifatnya akan lebih ringan daripada partikel air yang dingin, sehingga partikel yang terdapat pada bagian bawah akan pindah menuju ke bagian atas karena sifatnya yang ringan, dan partikel air yang dingin di bagian atas akan tenggelam menuju dasar karena sifatnya yang lebih berat. Proses itulah yang terjadi terus menerus ketika air dimasak..

Larangan Meniup Minuman, Antara Hoax Dan Hadits Nabi

Sebelum mengonsumsi kopi panas, biasanya kita meniup-niup sebentar cairan kopi di dalam cangkir agar lebih dingin. Namun hal tersebut nampaknya sia-sia karena partikel-partikel yang ditiup tadi akan menjadi lebih dingin dan sifatnya akan menjadi lebih berat, sehingga partikel air yang ditiup akan tenggelam ke bagian bawah dan posisinya akan digantikan oleh partikel-partikel air yang panas. Hasilnya, bahwa yang kita sruput tadi adalah (tetap) cairan kopi yang panas..

Meskipun dalam nyatanya bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain, namun hal tersebut sama sekali tidak berhubungan dengan hadits larangan meniup minuman. Lagi pula, fenomena ini terjadi jika kita meniup minuman yang panas, sedangkan larangan hadits bersifat umum, entah itu minuman dingin atau pun minuman yang panas. Dalam hadits Abu Sa'id al-Khudri, konteksnya adalah terdapat kotoran dalam wadah, bukan perkara panas atau dinginnya minuman..

Bagaimana jika ditinjau dari disiplin ilmu yang lain..? Mari kita lanjutkan pembahasan..

2. Menurut Ilmu Kimia

Saking semangatnya dalam menyampaikan hadits, beberapa orang menghubungkan perkara ini dengan ilmu kimia yang akan kami sebutkan. Telah tersebar pernyataan yang mengatakan bahwa meniup minuman dapat membentuk senyawa asam karbonat yang berpotensi menyebabkan sakit jantung..

Fenomena yang sama sekali tidak asing. Berita HOAX ditambah dengan suguhan hadits-hadits adalah contoh informasi yang tidak sehat, dimanfaatkan dan disebarluaskan demi keuntungan pribadi..

Dalam sebuah artikel disebutkan:

"Fakta ilmiah pertama, bahwa bertemunya H2O (air dalam gelas) dengan karbondioksia atau CO2 (udara yang kita tiupkan melalui mulut) akan menghasilkan asam karbonat atau H2CO3. Nah jika senyawa kimia ini masuk ke dalam perut kita bisa menyebabkan penyakit jantung."

Dalam artikel lainnya dituliskan reaksinya,

H2O + CO2 → H2CO3

Pernyataan ini sama sekali tidak benar, biasanya orang-orang menyebutnya dengan ungkapan HOAX. Maka kita jawab dengan beberapa poin berikut..

>> Pembentukkan Asam Karbonat (H2CO3)

Penulisan reaksi tersebut kurang tepat, karena reaksi yang terjadi bukanlah satu arah, melainkan dua arah (bulak-balik) yang ditandai dengan dua tanda panah, sehingga reaksinya adalah,

H2O (air) + CO2 (karbon dioksida) ⇄ H2CO3 (asam karbonat)

Apa makna dari reaksi dua arah..? Maksudnya, sekalipun senyawa asam karbonat sudah terbentuk, ia dapat terpisah kembali menjadi air dan karbon dioksida. Perlu diketahui juga bahwa asam karbonat bukanlah senyawa yang bisa terbentuk dengan mudah, melainkan diperlukan kondisi khusus seperti suhu yang pas dan tekanan yang tinggi, serta bantuan dari katalis. Maka terbentuknya asam karbonat yang disebabkan hanya karena sebuah tiupan adalah perkara yang ajaib..

>> Minuman Bersoda

Kalau kita menyadari, sebenarnya kita sering mengonsumsi minuman yang dicampur dengan karbon dioksida, apakah itu..? Itulah minuman bersoda semacam Coca-Cola, Fanta, Sprite, dan lain-lain. Coba saja perhatikan komposisinya, pasti bahan penyusunnya terdapat CO2 yang merupakan pembentuk asam karbonat. Oleh sebab itu minuman tersebut dinamakan dengan minuman berkarbonasi, jika tidak ada asam karbonatnya maka tidak akan jadi yang namanya minuman bersoda. Tentu saja minuman bersoda tersebut sudah teruji oleh BPOM sehingga layak untuk dikonsumsi, silahkan menyimak Menjawab Mitos-Mitos Minuman Bersoda..

Jika kita mengonsumsi minuman bersoda, kita akan sering bersendawa atau mengeluarkan gas lewat mulut yang mengindikasikan bahwa minuman tersebut mengandung karbon dioksida. Jika kita menuang minuman itu ke dalam gelas, lalu kita biarkan agak lama, maka efek sodanya lama-kelamaan akan menghilang, mengapa..? Itu karena asam karbonat tadi perlahan terpecah kembali menjadi air dan karbon dioksida, lalu karbon dioksida itu pun terlepas ke udara bebas. Ingat bahwa pembentukan asam karbonat adalah reaksi kesetimbangan, bila keadaannya tidak pas maka air dan karbon dioksida bisa terpisah kembali..

Jika kita buka tutup botol saat pertama kali, biasanya akan muncul bunyi desis. Hal tersebut menunjukkan bahwa tekanan di dalam botol sangat tinggi sehingga gas yang ada di dalamnya sangat bersemangat untuk keluar dari botol. Jika tutup botolnya sering dibuka maka tekanan di dalam botol pun semakin lama semakin berkurang yang mengakibatkan hilangnya efek bersoda dari minuman tersebut..

Lalu apa yang bisa kita katakan jika air yang hendak kita minum itu ditiup dengan tiupan yang lembut, apakah asam karbonat bisa terbentuk begitu saja..? Apakah minuman kopi yang kita tiup akan langsung berubah menjadi minuman bersoda...?? Lalu dimana hubungannya meniup minuman dengan sakit jantung..!?

3. Menurut Ilmu Biologi

Dalam sebuah artikel disebutkan:

"Selain itu, di dalam mulut terdapat mikro-organisme tak kasat mata yang bersifat mutualisme (baik) dan juga ada yang patologi (buruk). Maka, makhluk kecil tak kasat mata dalam mulut akan menempel pada makanan panas apabila kita tiup dan kemudian masuk ke dalam perut. Bukankah ini berbahaya..?"

Jawaban : Dimana pun tempatnya; tidak hanya di mulut bahkan di dalam kopi tanpa perlu ditiup sekali pun, kemungkinannya memang terdapat bakteri baik dan buruk. Karena pada nyatanya kita tidak bisa terlepas dari keduanya..

Maka tidak diragukan lagi bahwa pernyataan di atas hanyalah cocoklogi dengan hadits Nabi, dan ini bukanlah adab yang baik dalam menyikapi hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam..

Jika dikatakan bahwa orang yang sedang sakit semacam flu, TBC, hepatitis, dan sebagainya dapat menularkan penyakit lewat tiupannya; maka sekali pun hal tersebut adalah benar tetap saja tidak berhubungan dengan hadits larangan meniup minuman, karena hadits tersebut sama sekali tidak sedang membicarakan tentang penularan penyakit..

Perkataan Ulama Tentang Larangan Meniup Minuman Dan Bernafas Di Dalam Gelas

Adapun faedah dalam larangan ini kita cukupkan dengan penjelasan dari para ulama, dan memang seperti itulah adab dalam menafsirkan hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam..

Imam an-Nawawi rahimahullah mengatakan,

ﻭﺍﻟﻨﻬﻲ ﻋﻦ ﺍﻟﺘﻨﻔﺲ ﻓﻲ ﺍﻹﻧﺎﺀ ﻫﻮ ﻣﻦ ﻃﺮﻳﻖ ﺍﻷﺩﺏ ﻣﺨﺎﻓﺔ ﻣﻦ ﺗﻘﺬﻳﺮﻩ ﻭﻧﺘﻨﻪ ﻭﺳﻘﻮﻁ ﺷﺊ ﻣﻦ ﺍﻟﻔﻢ ﻭﺍﻷﻧﻒ ﻓﻴﻪ ﻭﻧﺤﻮ ﺫﻟﻚ

"Larangan bernafas di dalam gelas ketika minum termasuk adab. Karena dikhawatirkan akan mengotori air minum atau ada sesuatu yang jatuh dari mulut atau dari hidung atau semacamnya." [Syarh Shahih Muslim, 3/160]

Dalam salah satu hadits yang disebutkan di awal, larangan bernafas di dalam gelas disatukan dengan larangan memegang kemaluan dengan tangan kanan, dan keduanya pun merupakan adab..

Karbon dioksida dan uap air yang kita hembuskan merupakan zat sisa dan bersifat kotor. Maka sudah termasuk adab adalah tidak menghembuskan zat kotor itu ke dalam minuman atau makanan. Terlebih lagi jika air tersebut digunakan untuk minum bersama yang bisa menyebabkan orang lain merasa jijik untuk meminumnya, meskipun tidak tampak sesuatu yang mengotori air tersebut..

Faedah lainnya, tidaklah mengapa jika seseorang mendinginkan minuman atau pun makanan yang panas dengan kipas angin atau alat-alat sejenisnya, karena hal tersebut tidaklah menyelisihi adab yang dimaksud..

Larangan Meniup Minuman, Antara Hoax Dan Hadits Nabi

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah juga menjelaskan,

ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻟﻨﻔﺦ ﻓﻲ ﺍﻟﺸﺮﺍﺏ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﻜﺴﺒﻪ ﻣﻦ ﻓﻢ ﺍﻟﻨﺎﻓﺦ ﺭﺍﺋﺤﺔ ﻛﺮﻳﻬﺔ ﻳﻌﺎﻑ ﻷﺟﻠﻬﺎ ﻭﻻ ﺳﻴﻤﺎ ﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻣﺘﻐﻴﺮ ﺍﻟﻔﻢ ﻭﺑﺎﻟﺠﻤﻠﺔ : ﻓﺄﻧﻔﺎﺱ ﺍﻟﻨﺎﻓﺦ ﺗﺨﺎﻟﻄﻪ ﻭﻟﻬﺬﺍ ﺟﻤﻊ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ ﺑﻴﻦ ﺍﻟﻨﻬﻲ ﻋﻦ ﺍﻟﺘﻨﻔﺲ ﻓﻲ ﺍﻹﻧﺎﺀ ﻭﺍﻟﻨﻔﺦ ﻓﻴﻪ

"Meniup minuman bisa menyebabkan air itu terkena bau yang tidak sedap dari mulut orang yang meniup. Sehingga membuat air itu menjijikkan untuk diminum. Terutama ketika terjadi bau mulut. Kesimpulannya, nafas orang yang meniup akan bercampur dengan minuman itu. Karena itulah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menggabungkan larangan bernafas di dalam gelas dengan meniup isi gelas." [Zadul Ma'ad, 4/215]

Dalam sebuah hadits disebutkan sisi romantis Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam..

'Aisyah radhiallahu 'anha menuturkan,

ﻛُﻨْﺖُ ﺃَﺷْﺮَﺏُ ﻭَﺃَﻧَﺎ ﺣَﺎﺋِﺾٍ, ﻓَﺄُﻧَﺎﻭِﻟُﻪُ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَ ﻓَﻴَﻀَﻊُ ﻓَﺎﻩُ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﻮْﺿِﻊِ ﻓِﻲّ ﻭَ ﺃَﺗَﻌَﺮَّﻕُ ﺍﻟﻌَﺮَﻕَ ﻓَﻴَﺘَﻨَﺎﻭَﻟُﻪُ ﻭَ ﻳَﻀَﻊُ ﻓَﺎﻩُ ﻓِﻲ ﻣَﻮْﺿِﻊِ ﻓِﻲّ

"Suatu ketika aku minum, ketika itu aku sedang haidh, lantas aku memberikan gelasku kepada Rasulullah dan beliau meminumnya dari mulut gelas tempat aku minum. Dalam kesempatan lain, aku memakan sepotong daging, lantas beliau mengambil potongan daging itu dan memakannya tepat di tempat aku memakannya." [HR. Muslim]

Jika saja minuman yang hendak diminum oleh sepasang suami istri itu ditiup-tiup oleh salah seorang darinya, sedangkan hawa dari mulutnya sedang kurang baik sehingga dapat memengaruhi aroma serta rasa dari minuman tersebut, maka romantisme yang hendak diharapkan bisa saja mengalami kegagalan, hehee..

Pelajaran yang bisa kita ambil, akal manusia itu sangatlah terbatas bahkan dalam hal seperti ini saja kita sering salah menafsirkan. Lalu bagaimana jika ada orang-orang seperti kaum liberal yang menolak hadits-hadits shahih lantaran dianggap tidak masuk akal..? Justru itu menunjukkan bahwa kaum liberal sangatlah bangga dengan kebodohan dan keterbatasan akalnya..

Allahu a'lam..

——○●※●○——

Esha Ardhie
Jum'at, 14 Agustus 2015

Previous
« Prev Post

Related Posts

Oktober 11, 2017

0 komentar:

Posting Komentar