Melanjutkan artikel sebelumnya, Amankah Membersihkan Luka Dengan Antiseptik (Hydrogen Peroxide vs Blood). Dalam hal pengobatan luka, garam ternyata telah digunakan secara turun-temurun bahkan semenjak abad Sebelum Masehi. Larutan garam dapat membunuh bakteri-bakteri serta membantu mempercepat proses pengeringan pada luka. Biasanya luka akan terasa perih jika terkontak dengan air garam, namun rasa perih tersebut dapat diminimalisir jika melarutkan garamnya dengan air hangat. Berikut penjelasan dari Prof. Yohanes Surya [Link]..
> Pertanyaan :
> Jawaban :
Ketika garam dicampur dengan air, terutama air hangat, terbentuklah partikel-partikel dengan muatan listrik yang berbeda, ion natrium yang bermuatan positif dan ion klor yang bermuatan negatif. Ketika larutan garam ini diberikan pada bagian yang luka, ion-ion ini akan mengatur tekanan sel-sel di sekitar luka. Tekanan diatur sedemikian rupa sehingga cairan tidak akan keluar dari dalam sel. Dengan kata lain, luka akan menjadi cepat kering..
Di samping mengeringkan luka, air garam juga dapat membunuh bakteri yang menyerang luka (terutama bakteri staphylococcus dan streptococcus). Sekitar empat tahun yang lalu Prof. Yen Con Hung dari University of Georgia menemukan bahwa air garam yang diberi arus listrik ternyata mampu membunuh banyak bakteri, terutama yang menempel pada berbagai tanaman atau pada papan talenan yang dipakai untuk memotong sayuran..
Mengenai rasa sakit, penyebabnya diperkirakan karena di bawah kulit (di sekitar daerah yang luka) ada sel-sel yang peka terhadap panas dan dingin. Jika sel-sel ini terkena air yang suhunya di bawah batas tertentu, sel-sel ini akan mengirim sinyal ke otak dan otak akan menginterpretasikannya sebagai rasa sakit..
——○●※●○——
Esha Ardhie
Sabtu, 03 September 2016
0 komentar:
Posting Komentar